Sabtu, 12 Januari 2013

Surah Al-Baqarah Ayat 8

:: Ayat 8 ::
 
 "Diantara orang-orang itu, ada yang mengatakan: "kami beriman kepada Allah dan hari akhir.' padahal mereka bukan orang-orang yang beriman."
Al-Quran yang merupakan Kitab hidayah, menjelaskan kepada kita sifat-sifat orang-orang Mukmin, Kafir dan Munafik, supaya kita dapat mengenali diri kita sendiri, bahwa kita ini termasuk golongan yang mana; juga untuk mengenali orang lain sehingga kita dapat menentukan sikap yang sesuai dengan seluruh anggota masyarakat.
Sejak awal Surah Al-Baqarah hingga ayat 8, 4 ayat berbicara tentang orang-orang Mukmin, dua ayat tentang orang-orang Kafir, sedangkan ayat ke 8 ini dan seterusnya, berjumlah 13 ayat, memaparkan tentang manusia-manusia yang masuk ke dalam kelompok ke 3, yaitu orang-orang yang tidak memiliki sinar cahaya seperti yang dimiliki oleh kelompok pertama, tidak pula memiliki keberanian dan keterusterangan yang dimiliki oleh kelompok ke dua. Mereka tidak mempunyai iman di dalam hati, sementara lidah
mereka tidak pula menyatakan kufur. Mereka itu adalah Munafikin penakut, yang sesungguhnya berhati Kafir tetapi mengaku beriman secara lahir.
Setelah Rasul Allah SAWW berhijrah dari Makkah ke Madinah, dan Musyrikin mengalami kekalahan berat dalam perang menghadapi Muslimin, sebagian rakyat Makkah dan Madinah, meskipun hati mereka tak pernah menerima Islam, namun demi menyelamatkan jiwa dan harta mereka, atau demi mencapai posisi dan kedudukan di antara Muslimin, mereka mengakui secara lahir sebagai Muslim, dan memoles diri dengan warna yang sama sebagaimana Muslimin lain. Jelas sekali bahwa orang-orang seperti ini adalah pengecut yang tidak memiliki harga diri dan keterusterangan, sebagaimana orang-orang Kafir lain yang menyatakan kekufuran mereka secara terang-terangan, sehingga barisan mereka terpisah dari orang-orang yang benar-benar beriman.
Bagaimanapun, hipokritas, hati bercabang, dan bermuka dua, adalah fenomena yang selalu dihadapi oleh setiap revolusi dan perubahan-perubahan sosial. Dan jangan sekali-kali mengira bahwa semua orang yang menunjukkan keimanan dan kesetiaan serta kebersamaan, lalu hatinya pun memiliki konsistensi yang sama. Betapa banyak orang-orang yang pada lahirnya sangat Islami, namun di dalam hati, sangat memusuhi Islam.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini ialah:. Iman adalah perkara hati, bukan lidah. Oleh sebab itu untuk mengenali orang-orang tertentu, kita tidak boleh mencukupkan dengan pernyataan-pernyataan lahir mereka.

 

0 komentar: